
“Tanda tradisional ini akan sangat efektif sebagai alarm penduduk untuk mengetahui jika ada kejadian kriminalitas maupun bencana alam,” ucap Serma Aan Setyawan, Kamis (16/5/2019).
Lebih lanjut, pembuatan Poskamling dan mengoptimalisasi media kentongan bertujuan menekan angka kriminalitas di daerah pegunungan di kecamatan tersebut, dalam rangka menciptakan situasi lingkungan yang aman dan kondusif, serta mempererat silaturahmi secara berkesinambungan.

Ini beberapa ragam bunyi kentongan : jika kejadian warga meninggal dunia maka kentongan dipukul 3 kali berturut-turut terus-menerus, jika ada kejadian perampokan dipukul 2-2 terus menerus dengan satu kali jeda, kebakaran dipukul 3-3 terus menerus dengan satu kali jeda.
Sama dengan pemukulan jeda diatas, untuk bencana alam dipukul 4-4, pencurian 5-5 serta uluk-uluk 6-6 terus-menerus. Untuk tanda patroli atau ronda, kentongan dipukul satu kali dan ditambah 3 kali pukulan selanjutnya, dilakukan secara terputus putus. Sedangkan tanda keadaan aman, kentongan dipukul 1 kali terus-menerus setiap satu jam sekali. (Aan Pendim Brebes).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar